EVALUASI, PENILAIAN, PENGUKURAN, DAN TES
Banyak orang yang mencampuradukkan pengertian evaluasi, pengukuran (measurement), tes, dan penilaian (assessment), padahal keempatnya memiliki
pengertian yang berbeda.
Evaluasi adalah “kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan keputusan nilai (value
judgement). Di bidang pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap
kurikulum baru, suatu kebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos
kerja guru. (Depdiknas, 2006).
Penilaian (assessment) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa
hasil atau prestasi belajar seorang siswa.
Pengukuran (measurement) adalah
proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu
tingkatan bila seorang siswa telah mencapai karakteristik tertentu. “Hasil
penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata)
dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada
waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat
tertentu yang jelas. (Depdiknas, 2006).
Pembahasan mengenai evaluasi kurikulum tidak terlepas dari beberapa istilah
yang senada bahkan sering dipertukarkan maknanya, yaitu evaluasi, penilaian,
pengukuran dan tes. Apakah sama makna keempat istilah tsb? Dilihat dari padanan
kata, evaluasi berasal dari Bahasa inggris yakni yakni “evaluation” sedangkan
penilaian disebut juga “assessment”, pengukuran adalah “measurement” sedangkan
tes dalam bahasa inggris disebut “test”.
Tes adalah suatu alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus,
terlihat dari konstruksi butir soal yang digunakan, jenis pertanyaaan yang
diberikan, serta penyelenggaraannya yang diatur secara khusus. Aspek yang
ditespun terbatas mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, hasil dari
tes tsb biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, artinya kualitas sesuatru yang
dites dilambangkan dengan angka. Angka yang diperoleh kemudian diolah lebih
lanjut untuk keperluan pengukuran dan evaluasi. Harus diakui bahwa tes adalah
pengumpul data evaluasi yang paling tua dan penting. Tes dibangun atas dasar
teori pengukuran, bagaimana tes dibuat harus memenuhi standar validitas
(kesahihan) dan reliabilitas (kerandalan).
Pengukuran merupakan istilah lain yang digunakan orang secara tidak tepat
untuk menggantikan istilah evaluasi. Menurut Ahmann dan Glock (1963:11) dalam
buku “evaluating pupil growth”: …in the last analysis measurement is noly a
part, although a very substansial part of evaluation. It provides information
upon which an evaluation can be based… educational measurement is the process
that attempts to obtain a quatified representation of degree to which a trait
is possessed by a pupil.
Ahmann dan Glock ini menyatakan bahwa pengukuran adalah bagian dari
evaluasi yang memberikan informasi lebih jelas, pengukuran adalah proses yang
bertujuan untuk menetapkan kualifikasi yang sesuai dengan tingkatan yang telah
dicapai oleh peserta didik. Dari beberapa pengertian yang ada sangatlah jelas
bahwa pengukuran merupakan suatu set aturan mengenai pemberian angka terhadap
hasil suatu kegiatan pengukuran yang biasanya dilakukan dengan menggunakan tes.
Hal ini membuktikan bahwa baik tes maupun pengukuran sangatlah berpengaruh
besar terhadap evaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar